Sabtu, 30 Januari 2010

Wirid dan Warid

Pengajian al-hikam KH. M. Jamaluddin 13 Juni 2005

Apa itu Wirid dan Warid?
Wirid: sesuatu yang dituntut Allah darimu. Segala bentuk macam ibadah baik dlahir dan batin, baik yang wajib maupun yang sunah. semua amal yang solih, yang untuk mengisi semua waktu dan dapat mencegah semua anggota dari perbuatan-perbuatan yang tidak disenangi.

Warid: sesuatu yang engkau harapkan dari Allah. Pemberian-pemberian Allah dalam hati hamba yang berupa keterangan hati ( termasuk kema’rifatan tentang Allah), nur cahaya (nur yang membuat dada lapang, dan nur yang membuat hati terang), kesenangan beribadah, taufik dan hidayahnya (pendapat salah satu ulama).


Maka dimanakah letak hubungan antara wirid dan warid?
Fadhilah wirid adalah mengandung warid. Orang yang mengetahui wirid, tapi tidak mengamalkannya, itu seperti orang yang tahu nilai harta tapi tidak mau memperhatikannnya (orang yang bodoh sekali/jahuul).

Dan bagaimanakah perbandingan antara wirid dan warid?
Wirid itu lebih baik daripada warid. Seperti amal lebih baik daripada pahala. Hal yang utama , adalah hal yang tidak ada gantinya ketika terputus. Amal dan wirid terputus ketika mati, warid dan pahala masih tetap diterima meskipun sudah mati. Wirid adalah tuntutan Allah dari hamba, sedangkan warid adalah harapan hamba dari Allah. jadi manakah yang lebih tinggi kedudukannya sesuatu yang dituntut oelh Allah dibandingkan sesuatu yang diharapkan oleh hamba?


Bagaimana sebaiknya kita dalam berwirid?
Wirid-wirid orang tarekat dibuat tidak panjang-panjang, maksudnya agar bisa dawam. Wirid yang berkelanjutan (dawam/langgeng), akan berkelanjutan pula warid yang ia dapatkan. Imam Ghozali, amal yang sedikit tapi langgeng, akan membekas. Jangan sampai kalau lagi senggang/sehat banyak, tapi pas sibuk berkurang bahkan tidak sama sekali.
"Ahabbu al-‘amalu ila allahi talaa’ adwaamuhaa wain qolla (amal yang paling disukai Allah adalah amal yang berkelanjutan, meskipun sedikit)."

tapi juga patut diperhatikan hadist:
“Manistawaa yaumahu fa huwa maghmuumun, wa man kana yaumuhu syarron fi yamsyihi, fa huwa mahruumun, wa man lam yakun fi maziidin, fa huwa fii nuqshonin. Wa man kaana fi nuqshonin fa al-mautu khairun lahu”. (al-hadist)
“kalau 2 hari itu sama, berarti dia rugi. Kalau lebih jelek dari yang kemarin, dia terhalang. Kalau dia setiap hari tidak bertambah amalnya, berarti dia merosot. Kalau dia tambah merosot amalnya, maka dia mati lebih baik daripada hidup”.

"al-Istiqomah khoirun min alfin al-karoomah”, amalan yang istiqomah lebih baih daripada 1000 karomah... wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar