Sabtu, 30 Januari 2010

Do'a

Pengajian al-hikam KH. M. Jamaluddin (4 April 2005)
(Mataa athlaqo lisaanaka bitholaka…)
"Sewaktu-waktu Allah melepas lisanmu untuk memohon kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan permohonan itu..."

Allah sering mengabulkan permohonan hamba meskipun hamba tersebut tidak memohonnya ataupun memohon dalam hati tanpa diucapkan, karena Allah Maha Mengetahui apa-apa yang diinginkan hambanya. Karena tugas hamba Allah cukup beribadah kepada-Nya dan Allah juga sudah menjanjikan segala kebutuhan manusia apabila kita taqwa kepada-Nya. Ada orang yang merasa malu untuk meminta kepada Allah masalah dunia, karena ia merasa semuanya sudah dicukupi oleh Allah. Tetapi untuk masalah ibadah (akhirat/agama) justru kita dianjurkan untuk selalu meminta kepada-Nya.

Doa itu diniati u beribadah (‘ud’unii astajiblakum…). Lisan yang tidak digunakan untuk berdoa (terkunci) itu menunjukkan ia tidak butuh kepada Allah. Hadist:” siapa yang berdoa dengan ikhlas pasti akan diijabahi, tapi pemberiannya bisa langsung, bisa ditunda ketika kita masih hidup atau bisa juga diberikan di akhirat.
Kita meminta, kadang tidak dikabulkan, siapa tahu kita sebetulnya tidak dikabulkan hal

Ada tipe doa:
1.(addu’a’ al-ikhtiyar/qashdi): berdoa dengan dibarengi ikhtiar (kalau kita berdoa mampu, tidak berdoa juga mampu). Pun dengan perbuatan, ucapan itu kalau kita bisa melaksanakan bisa juga tidak.
2.(addu’a’ adl-dloruri/iqtirori): berdoa yang keluar kita tidak bisa menghindarinya, itu akan dikabulkan di dunia tanpa ditunda diberikan di akhirat, bahkan bisa jadi langsung dikabulkan pada waktu itu juga. Contoh kita sedang naik pohon, jatuh. Pas kita jatuh tidak bisa kita hindari lagi untuk jatuh. Ataupun bentuk gerak reflek, yang itu tidak bisa kita pikirkan sebelumnya (spontanitas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar