
turun di bandara Syamsudin Noor
Kota Martapura masuk dalam daftar awal, karena selain dekat dengan tempat kongres daerah tersebut juga 'kaya' akan tempat wisata. Menyusul Banjarmasin, Pasar Terapung, dan apa lagi ya??? dah lanjut dulu...
...
Di hari ketiga, (menjelang shalat jum'at) dengan modal motor yang kami (aku dan umar) pinjam dari salah seorang anggota Banser, kami memulai perjalanan...
Tempat yang pertama kali kudatangi, tak lain yakni Kota Martapura. Sebuah potret kota santri nan kaya akan hasil alamnya. Disana-sini dijumpai tulisan Arab, di gapura selamat datang, di papan depan kantor-kantor, bahkan di masjid juga tak luput.. hehe. Ada nuansa kental 'islami' di kota ini, membuatku mafhum dengan julukan Serambi Mekkah.
Selesai jum'atan di Masjid Karomah, masjid terbesar di Martapura, kami mampir ke pasar yang terletak tak jauh dari masjid. Umar memborong batu (akik) yang mudah dan murah didapat. "Lumayan, daripada tidak bisa membeli intan, masih bisa dapat batu kecubung". ujarnya. Aku hanya melongo mendengar penjelasan dari penjual batu, sambil pura-pura menerawang warna batu.

baju sasirangan
Tujuan perjalanan kami selanjutnya adalah ke Astambul... (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar