Selasa, 06 April 2010

Haul Habib Ali Al-Habsyi


Hiruk pikuk jama'ah yang hendak menghadiri acara haul sudah terlihat sejak H-1. Jama'ah datang dari berbagai penjuru daerah, khusunya dari Jawa Timur, Madura, Semarang dan Jakarta, mereka rela datang jauh-jauh untuk 'ngalap barokah' Habib Ali Al-Habsyi. Itulah perbedaan orang-orang saleh dengan yang tidak, mereka meskipun sudah meninggal, namun tetap menebar berkah dan manfaat bagi mereka yang masih hidup.

Tentang Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi, beliau adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan akhlaq beliau yang muia dan kedermawanannya. Beliau wafat pada tahun 1330 H dan dimakamkan di tanah kelahirannya, Hadramaut (Yaman). jadi bila kita hitung sampai sekarang, sudah seabad lebih sejak beliau wafat. salah satu karya beliau yang banyak dikenal hingga ke Indonesia, yakni Kitab Maulid Simtuddurar.

Salah satu putera beliau, yakni Habib Alwi, yang hijrah ke Indonesia untuk berdakwah, mendirikan Masjid Riyadh, yang terletak di pinggir JL. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo. Kemudian setelah beliau wafat, perjuangan dakwah beliau dilanjutkan oleh putera beliau, Habib Anis, yang wafat pada tahun 2006 lalu. Habib Anis ini lah yang pertama kali mengadakan acara haul Habib Ali di Masjid Riyadh.

Pada haul tahun ini, puncak acaranya dimulai minggu pagi kemarin dengan pembacaan manaqib (sejarah) Habib Ali serta tausiah dari para Habaib dan Ulama (kebetulah tahun ini turut hadir Mensos RI). Lantunan qasidah yang didendangkan semakin menambah khidmat acara. Di dalam masjid tampak sesak dengan jama'ah yang memadati ruangan sampai lantai 4. Di luar, tak kalah ramainya, ribuan pengunjung memadati sepanjang Jl. Kapten Mulyadi, yang ditutup dari Bangjo selatan ke Bangjo Utara.

Seperti biasa, usai pembacaan manaqib dan tausiah, jamaah yang hadir disuguhi hidangan Nasi Kebuli dengan lauk semur daging kambing, yang kemudian disantap bersama-sama (satu wadah/tabsi untuk jatah 5 orang). Acara berakhir jam 1 siang.

Kemudian malam harinya, orang-orang yang kebanyakan dari komunitas arab, menyajikan sebuah tontonan, yakni Tari Zapin yang diiringi dengan alunan musik khas padang pasir. sampai menjelang jam 12. saya memutuskan untuk pulang, karena besok pagi masih ada acara pembacaan maulid simtudurar dan rauhah.

*****

Jam 3 pagi, saya kembali ke Masjid Riyadh, dari luar masjid belum begitu ramai, namun begitu saya masuk ke dalam, ternyata lantai 1 sudah penuh dengan jamaah yang setia menunggu sampai acara dimulai bakda shalat shubuh. terpaksa saya naik ke atas lantai 2 yang masih banyak tempat yang kosong untuk duduk.

Adzan shubuh berkumandang, kali ini saya bisa shalat dengan tempat yang lumayan enak, karena pernah saya mengalami, ketika haul di tahun yang sebelumnya, saya datang terlambat, dan tepat ketika shalat shubuh dimulai saya masih berada di luar masjid, dan dengan terpaksa saya shalat dengan menggelar kertas kado di jalanan yang masih sedikit basah, bekas hujan.

Selesai shalat, pembacaan maulid simtuddurar segera dimulai, jamaah disuguhi hidangan cemilan Roti Ka'ak dan minuman kopi jahe untuk menghangatkan badan. Dan sekali lagi, seusai acara pembacaan maulid jamaah disuguhi hidangan untuk sarapan, kali ini menunya roti plus daging kambing (hmm selalu saja daging kambing dan makan2 tok isine hehe). Setelah bersalaman kemudian saya pulang dengan hati riang gembira :thumbsup:|

O ya, ada sidestory, HP awang dan Ustadz Nur hilang pada saat berjalanan di kerumunan massa di jalan, HP-ku juga sempat hilang tertinggal di dalam masjid tetapi untungnya ditemukan oleh panitia dan bisa kembali aku ambil, dan 2x sandal yang dibawa aku dan nanang hilang. Tapi tak apalah semua itu lenyap dengan kegembiraan bisa mengikuti haul, semoga tahun depan kembali dipertemukan lagi dalam acara yang sama.

notes yang gak jelas arahnya :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar