Minggu, 14 November 2010

Membangun Jiwa, bukan sekedar membangun Keindahan


Angkringan, Wedhangan, HIK atau apalah namanya tidak hanya menjadi sekedar tempat kuliner untuk mengenyangkan perut, lebih dari itu tempat-tempat ini memiliki makna tersendiri ibagi para pembelinya yang mayoritas dari kalangan menengah ke bawah.

Berbagai macam individu yang berkumpul duduk di bangku panjang mengelilingi sebuah gerobak yang berisikan aneka 'jajanan pasar', hadir dengan berbagai kepentingan. Dari yang sekedar duduk untuk nongkrong karena tak ada pekerjaan, atau memang berniat cari menu makan yang 'murah tapi kenyang', ada pula yang datang ke sana hanya untuk mencari teman diskusi/memang menjadi ruang diskusi, mulai seputar topik sehari-hari sampai kritik kebijakan ekonomi-politik, bahkan setting aksi demonstrasi pun sering dilakukan di sini.

Bagi beberapa pembeli, tempat-tempat ini juga menjadi semacam ruang katarsis (penyucian diri yg membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan). Mereka mengaku menemukan pelepasan 'rasa sumpek', setelah menjalani penatnya aktivitas keseharian, di tempat ini. Ada pula cerita seorang bapak yang sengaja datang ke sebuah angkringan joss yang terkenal kopinya, namun ternyata bukan karena kopi di tempat tersebut rasanya lebih nikmat dari buatan istrinya, melainkan karena memang di situlah ia bisa menemukan kawan-kawan 'diskusi', 'bermain', dsb.

Jadi, sangat disayangkan kalau kemudian pemerintah kota/kab, dengan kebijakannya kemudian menggusur ruang-ruang ini, hanya karena tolak ukur hitungan rupiah, dan menggantinya dengan pembangunan mal, gedung, taman, dsb. Karena dampaknya tidak hanya sekedar rupiah yang hilang, tapi juga ruang katarsis, ruang rakyat yang ada juga akan ikut lenyap. Alangkah baiknya jika antara keduanya bisa disandingkan, kebutuhan pembangunan atau kebijakan memperindah kota akan lebih terasa indah, kalau mereka juga bisa turut merasakan pembangunan dan keindahan tersebut. (dirangkum dari sebuah diskusi singkat di sebuah angkringan).

http://mysukmana.wordpress.com/2008/06/20/sejarah-angkringan-jogja-hiksolo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar