Rabu, 09 Juni 2010

Pak Dokter dan Nabi Musa

Suatu kali dalam sebuah acara kajian yang membahas kisah para Nabi, dikisahkan oleh sang penceramah tatkala Nabi Musa diceritakan bertemu seorang dua orang yang sedang berkelahi, kemudian dengan maksud hendak melerai beliau menghampiri keduanya, tapi yang terjadi justru orang tersebut marah dan menyerang Nabi. Pukulan dari Nabi Musa yang mengenai salah satu orang tersebur, mengakibatkan ia langsung meninggal. (Dari sini akar ceritanya, bahwa dalam satu versi mengatakan bahwa tindakan Nabi Musa memukul kemudian mengakibatkan orang tersebut meninggal adalah sama dengan Nabi Musa membunuh orang tersbut).

Namun adapula ulama yang hati-hati dalam mengomentari kejadian ini, beliau berkata bahwa ketika Nabi memukul orang tersebut, bertepatan pula dengan 'timing' malaikat izrail hendak mencabut nyawanya. Jadi bukan pukulan nabi yang membuat ia mati, tapi memang 'ndilalah nepaki' (dan sangat berdekatan) dengan waktu orang tersebut untuk menemui ajalnya. (beliau berpendapat demikian karena menganggap Nabi memiliki sifat ma'shum). wallahua'lam

***

Kebetulan, dalam majlis tersebut ada seorang dokter yang kemudian menceritakan pengalamannya, yang (katanya) mirip dengan cerita Nabi Musa tersebut di atas.

Ketika itu beliau yang membuka praktek di rumah, kedatangan pasien seorang lurah. Singkat cerita, Pak Lurah yang rupanya mengeluh karena sakit yang diderita, diperiksa, kemudian diberikan obat sesuai dengan resep, dan disuntik sejenis vitamin (atau apa aku juga lupa, pokoe obat ringan lah ^^). Nah, sepulang dari berobat, Pak Lurah mendadak sakit dan selang beberapa saat kemudian meninggal. Apa ada kaitannya dengan berobat ke Pak Dokter tadi ya?

Mungkin secara logika (yang berorientasi pada hukum sebab-akibat), tentu kita akan mengatakan atau langsung menyimpulkan bahwa Pak Lurah meninggal karena obat atau karena suntikan vitamin yang yang diberikan oleh Pak Dokter. Tapi, bisa jadi 'timing' kematian Pak Lurah berdekatan dengan berobatnya ia kepada Pak Dokter, sehingga dokter tadi bisa jadi dituduh melakukan malapraktek?

Kira-kira ada nyambungnya g antara cerita Nabi Musa dan Pak Dokter di atas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar