Selasa, 06 Juli 2010

Jerman 2010, (akankah) mengulang kesuksesan Prancis 1998? Indonesia?

Kesuksesan tim Jerman melaju sampai ke babak semifinal dengan berbagai catatan kemenangan yang fantastis, tak lepas dari peran para pemain kuncinya seperti Klose, Podolski, Oezil dan lainnnya. Mereka menjadi motor penggerak tim panser dalam melibas lawan-lawan tim besar seperti Inggris dan Argentina.

Yang menarik, disamping keberhasilan mereka sementara di Piala Dunia 2010 kali ini, adalah komposisi dari para pemain Jerman. Nama-nama pemain yang tadi telah disebutkan merupakan beberapa dari nama pemain yang lahir di luar Jerman atau berdarah campuran.

Mereka adalah penyerang Miroslav Klose, Lukas Podolski dan Piotr Trochowski (Polandia) Marko Marin (Yugoslavia), Jeronimo Cacau (Brasil). Pemain belakang Jerome Boateng (Ghana), Mario Gomez (Spanyol), Dennis Aogo (Nigeria). Serdar Tasci dan Mesut Oezil (Turki), Sami Khedira (Tunisia).

Kombinasi multi-etnis ini dikatakan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi tim Jerman.

Resep ini sebetulnya pernah dipakai oleh Tim Perancis saat menjuarai Piala Dunia '98 dan Euro 2000. Dengan Komposisi pemain macam Zidane (Aljazair), Desailly (Ghana), Karembeu (Kep. Solomon), Thuram (Guadeloupe), Makelele (Zaire/ Kongo), Vieira (Senegal), Henry (French-Antilles), dan Trezeguet (Argentina).

Dengan resep 'gado-gado' tersebut, Prancis pernah menjadi tim sepakbola yang terbaik dari masa tahun 1998-2001. Namun, keputusan Pelatih Aime Jacquet untuk memasukkan banyak pemain multi-etnis di dalam timnya juga tak berjalan dengan mulus. Waktu itu sempat muncul kritik dari salah satu pimpinan partai kanan Prancis, Jean-Marie Le Pen. "Skuad Prancis terlalu didominasi pemain kulit hitam. Timnas sekarang tidak mewakili Prancis yang sebenarnya," cetusnya.

Namun kritik tersebut tak digubris oleh sang pelatih, dan dari para pemain yang sempat dipertanyakan nasionalismenya, akhirnya justru mampu mempersembahkan Juara Piala Dunia yang pertama kalinya untuk Prancis.

***
Jerman di Piala Dunia 2010, mampukah mengulang resep juara Prancis 1998 dengan semangat multikulturalisme-nya?

Bagaimana dengan Indonesia, yang memiliki potensi yang sama dan bahkan lebih dari yang dimiliki oleh Prancis dan Jerman. Dalam sepakbola, mungkinkah resep tersebut bisa menjadi jalan untuk meraih keberhasilan di saat surutnya prestasi timnas kita?

Yah, minimal kalau ndak bisa juara dunia ya lolos gitu ke putaran final piala dunia.... eh, piala asia dulu ding... hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar