Rabu, 03 Februari 2010

Menjelang Setengah Abad PMII...

mungkin masih beberapa bulan lagi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), genap memasuki usia ke-50. Berbagai cerita dan karya yang mewarnai perjalanannya mulai dari awal berdirinya pada 17 April 1960 hingga sekarang ini, menempa PMII menjadi sebuah organisasi yang kuat dan mampu memberikan sumbangsih bagi bangsa.

PMII juga mampu menelurkan kader-kadernya yang turut serta dalam mengukir sejarah bangsa ini. Sebut saja pada awal terbentuknya organisasi ini di awal tahun 1960-an, yang dikomandoi M. Zamroni, Mahbub Junaidi, dan Said. A. Budairy. PMII menjadi pelopor gerakan mahasiswa ’66 yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan berperan besar dalam menumbangkan rezim orde lama. M.Zamroni pada waktu itu menjadi ketua presidium KAMI menjadi sosok yang penting dalam perjuangan KAMI.

Berganti era kepengurusan hingga saat ini, memunculkan kader-kader baru yang lebih kritis dan canggih dalam membaca perubahan zaman. Dari proses yang mereka lakukan di PMII, membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh dan berkompetensi di bidangnya. Kader PMII yang dulu dikenal hanya sebagai kaum santri, kaum yang bersarung, kini menjelma menjadi tokoh-tokoh bangsa dari berbagai kalangan. Ada yang menjadi Ulama (Kiai ataupun akademisi), Umara (Pemimpin atau birokrat), dan lain sebagainya. Masing-masing berlomba untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk lingkungannya.

Masdar F. Masudi, Ahmad Bagja merupakan sebagian nama diantara tokoh ulama yang besar dan berproses di PMII. Dari kalangan birokrat ada Hamzah Haz yang pernah menjadi wakil presiden RI, Suryadharma Ali,dan Muhaimin Iskandar yang sekarang menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Di ranah pegiat gender ada Khofifah Indarparawansa dan dari bidang lain juga ada sederet nama yang masing-masing memiliki sumbangsih dan karya di bidangnya.

Perjalanan selama 50 tahun, merupakan fase yang semestinya menghasilkan ’kedewasaan dan kematangan’ PMII sebagai organisasi, dari sebuah proses panjang yang telah dilalui kader-kader PMII dalam menghadapi segala peristiwa, serta menjadi modal bagi PMII ke depan dalam menjawab segala permasalahan dan perubahan yang akan terjadi. Sejarah masa lampau merupakan pelajaran berharga untuk mengadapi tantangan sekarang dan hari esok

Ada tiga tantangan besar yang mesti dihadapi PMII kedepannya. Pertama dan selalu ada PMII sebagai organisasi yang berbasis pengkaderan anggota, maka PMII dituntut untuk memperbarui konsep kaderisasinya. Di tengah ’persaingan’ yang sangat ketat dalam memperebutkan kader dengan OKP lain, PMII mesti punya konsep kaderisasi yang lebih canggih dan tertata rapih... (bersambung)

2 komentar:

  1. [_Dari kalangan birokrat ada Hamzah Haz yang pernah menjadi wakil presiden RI, Suryadharma Ali,dan Muhaimin Iskandar yang sekarang menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu_]

    Mereka jelas-jelas politisi, sama sekali bukan birokrat karir.

    Saya kira memang PMII lebih handal dalam melahirkan politisi ketimbang profesional. Atau saya salah? Mungkin ada statistik yang bisa membantah?

    BalasHapus