Minggu, 08 November 2009

Menulislah...!!!


term of Reference (TOR)
Diskusi dan Bedah Buku
“Para Penggila Buku:100 Catatan dibalik Buku”
karya Muhidin M Dahlan & Diana AV Sasa

Sejarah memperlihatkan kita, bagaimana pengaruh pemikiran terhadap perubahan zaman. Lewat pemikiran orang-orang hebat seperti Aristoteles, Plato, atau dalam negeri sendiri ada Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Soe Hok Gie dsb. Mereka dikenang generasi sesudah mereka, karena sumbangsih pemikiran mereka terhadap perubahan zaman.

Pemikiran mereka bisa begitu massif menyebar, ketika orang mulai banyak mengkaji dan menulis kembali pemikiran-pemikiran mereka dalam sebuah catatan atau buku. Ada korelasi setelah ditemukannya mesin cetak di zaman revolusi industri antara pemikiran barat dengan massifnya persebaran pemikiran tersebut.

Sedikit berbeda dengan keadaan di negeri kita, Indonesia. Tradisi orang Indonesia bertutur kata (lisan) lebih dominan daripada tradisi tulisan. Ini mungkin salah satu sebab kenapa banyaknya gagasan para pemikir kita kurang ekspansif dalam persebarannya. Salah satu perbandingan, Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dibuat pada tahun 1948, lebih dikenal dunia, dibandingkan pembukaan UUD 1945, yang notabene dibuat 3 tahun sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu bukti, bagaimana pemikiran atau gagasan bisa sedemikian massif tersebar, lewat bantuan tulisan atau media cetak.

Untuk itu, perlu bagi kita mengangkat wacana ini, dengan tujuan menstimulus para generasi muda kita agar sadar akan pentingnya budaya menulis, disamping budaya bertutur. Karena lewat tulisanlah kita juga akan dikenang dalam sejarah, seperti yang dikatakan Pramoedya A. Toer di halaman 356 kuartet keempat Buru, Rumah Kaca:”Menulislah, jika tak menulis, maka kamu akan ditinggalkan sejarah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar