Bila saya berkunjung terlalu sering,
dia bilang bosan
Bila saya jarang datang,
dia menuduh saya berkhianat
Bila saya dikunjungi gadis lain,
dia mengeluh saya mulai serong
Bila dia yang dikunjungi cowok lain,
dia bilang ‘ah, itu hal biasa bagi seorang cewek’
Bila saya berpakaian necis,
dituduhnya saya playboy
Bila saya dandan serabutan,
dia bilang saya kampungan
Bila saya asyik bicara,
dia minta saya mendengarkan
Bila saya mendengarkan,
dia minta saya bicara
Bila saya setujui semua pendapatnya,
saya disebut pembembek
Bila saya berbeda pendapat,
saya dituduh tidak pernah memahaminya
Bila saya memujinya,
dia bilang saya berbohong
Bila saya mengkritiknya,
dia bilang saya tidak punya perasaan
Bila saya bertindak romantik,
dia menuding saya laki-laki yang sudah berpengalaman
Bila saya tidak romantik,
dia bilang saya benci
Bila saya jarang menciumnya,
dibilangnya sya laki-laki dingin
Bila saya sering menciumnya,
dibilangnya saya binatang buas
Bila saya gencar memesrainya,
dia bilang saya tidak menghargainya sebagai wanita
Bila saya diam saja,
dia mengira saya tidak mencintainya
Bila saya cemburu,
dia bilang saya kelewatan
Bila saya tidak cemburu,
dia mengira saya tidak lagi peduli padanya
Bila saya tidak menggandengnya saat menyebrang jalan,
saya dikecam tidak gentleman
Bila saya menggandengnya,
dia menuduh ‘ah, itu cuma taktik laki-laki yang suka bergaya’
Gadis, wanita, perempuan, memang ibarat cuaca,
sulit betul ditebak perilakunya
(2000, Eko B.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar