Kamis, 08 Oktober 2009

Bisnis 'parkiran'


Sembari menunggu yang ditunggu hehe di depan SD Bulukantil Ngoresan, kuperhatikan seorang tukang parkir sedang menata motor yang terparkir di depan warnet. Pikiranku tiba-tiba ngelantur, membayangkan pekerjaan seorang tukang parkir yang kelihatannya mudah karena ia cukup menunggui motor parkiran, kemudian begitu si empunya motor datang lagi, ia tinggal berpura-pura dikit untuk mengatur keadaan, tiup peluit lah, sok atur lalu lintas gitulah (malah kadang ada yang gak ngapa2in), dan gak lupa meminta uang parkiran, kalo sekarang si standarnya RP.500, bisa juga lebih tergantung faktor tempatnya juga, kalau di tempat wisata bisa lebih mahall. Tapi bukan masalah itu yang menarik bagiku.

Sedikit berimajinasi, misalkan kita yang menjadi pemilik warung makan atau warnet tadi, maka parkir pun sebenarnya bisa kita bisniskan juga loh. Contoh mudah di warnet tadi, kalau penghasilan dari penarikan tarif parkir per motor itu Rp.500, dan ada 10 unit komputer di warnet. Idealnya bila warnetnya ramai, maka tiap 1 jam (dengan asumsi rata2 pengguna warnet standarnya adalah 1 jam), maka tiap 1 jam bisa kita dapat peroleh uang Rp.500x10=Rp.5000. selanjutnya tinggal dikali dengan jumlah jam buka warnet tersebut. Misal buka 24 jam, maka keuntungan potensial yang dapat dihasilkan yakni Rp.500x10x24 jam=Rp.120.000/HARI!!!

bila dihitung dengan potensi yang minim (misal 10 jam) pun masih bisa dapat Rp.500x10x10= Rp.50.000, angka2 itu bisa lebih banyak bila wanet tersebut selama sebulan buka, Rp.120.000 x 30 hari = Rp.3.600.000!!! atau bisa juga Rp.50.000 x 30 hari = Rp.1.500.000!!! angka-angka yang mencengangkan bukan? angka2 itu bisa lebih tinggi manakala intensitas motor atau mobil yang parkir di tempat tersebut lebih tinggi. Itu baru warnet, belum warung makan atau tempat lain yang setiap harinya laris manis dikunjungi para pembeli.

Dengan uang sebanyak itu, cukup dan bahkan sisa banyak bagi kita untuk ‘membayar gaji’ tukang parkir, uang ‘pajak penguasa’ setempat dsb... hehe bagaimana? Tertarik untuk mencoba? Tapi ini cuma imajinasi saya yang penuh dengan segala asumsi ideal dan juga jangan lupa resiko bila ada kasus kehilangan motor dsb.

4 komentar:

  1. susah kayaknya, bahkan si pemilik warung, kecuali dia merangkap preman.

    BalasHapus
  2. hehe emg yg terjadi kebanyakan masing2 t4 parkir ky memiliki penguasa setempat... dimana uang hasil parkiran kemudian disetorkan ke bos yang di atasnya, kemudian ke atas lagi.. dst sampai k big boss ckck

    BalasHapus
  3. wuiz org amarta.. sitik2 bahasane wis disurvei hehe y belum si tapi kan kbnyakan ngunu

    BalasHapus