Senin, 23 Februari 2009

Syair teruntuk wanita malam (part 2)

Sekarang, aku jarang menjumpaimu di saat malam kelam

Kau juga melarangku menemuimu di waktu matahari terbenam

Ah, semoga ini bukan pertanda suram

Apalagi ceritanya wassalam

Aku bermimpi bersamamu di suatu malam

dengan ditemani cahaya lampu yang temaram

Bersama kita senandungkan takbir, tahmid dan salam

Dan ikut bertasbih pula seluruh alam

Aku masih bermimpi bersanding denganmu, duhai wanita malam

Selama ruh dalam jasad ini masih bersemayam

Sampai… salah satu dari kita terpejam

Dan terpisah dalam perbedaan alam

Wallahua’lam

Dari sang penunggu malam

Yang tertidur, (justru) saat terdengar kokok ayam

Dan aku (masih) iri kepadamu, duhai wanita malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar