Hari 2
Rute: Pare - Jombang - Babat (Lamongan) - Tuban - Kragan (Rembang)
Pukul
06.15, Menembus jalanan Pare-Jombang yang sebagian masih diliputi
kabut pagi. Kali ini perjalananku tidak sendiri (ditemani Kasih :) ),
kami melewati desa-desa di daerah selatan Jombang, hingga sampai di
sebuah tempat, Tebuireng. Kami pun berhenti.
Tebuireng,
dari namanya bisa ditebak kalau daerah ini merupakan daerah penghasil
tebu. Disamping itu daerah ini merupakan 'penghasil' ulama-ulama
besar yang masyhur dan tersebar di seluruh Nusantara.
Ya,
dari Pondok Pesantren Tebuireng inilah kita mengenal nama
Hadrotusyaikh KH. Hasyim Asy'ari (atau sebaliknya? dari beliau kita
mengenal Tebuireng?), pendiri Nahdhatul Ulama dan Pahlawan Indonesia.
Saat berkunjung ke Ponpes Tebuireng, aku berkesempatan untuk berziarah
ke makam beliau.
Di
dekat makam beliau, juga terdapat makam putra beliau, KH. Wahid
Hasyim dan cucu beliau KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah
menjabat sebagai Presiden RI. Juga dalam kompleks pemakaman yang tidak
luas tersebut, juga terdapat makam keluarga beliau dan beberapa tokoh
Ponpes Tebuireng.
![]() |
di kompleks pemakaman Ponpes Tebuireng |
Usai
memanjatkan doa, sembari bertawasul kepada beliau para kekasih Allah,
perjalanan kulanjutkan menuju ke Tuban, dan sempat singgah sebentar
di Alun-alun Jombang .
Pukul 11.00, sampai di Tuban. Istirahat sebentar di tepi Pantai Panyuran, sambil menikmati segarnya minuman legen dan buah Siwalan. Lanjut ke Alun-alun Tuban, istirahat dan solat di Masjid Agung Tuban.
![]() |
Iringan acara khitan |
Tak
jauh dari masjid, ada makam Sunan Bonang. Mumpung ada di sini, maka
aku sempatkan untuk berziarah. Kebetulan di sekitar kompleks
pemakaman, ada peristiwa menarik; ada perayaan khitan. Anak kecil yang
aku taksir usianya masih 7 tahun naik di atas kuda diarak oleh
rombongan hadrah dan beberapa anak kecil yang hendak memperebutkan
hadiah yang digantung di atas tongkat.
Konon, goa ini dulunya merupakan bekas tempat pembuangan sampah (parit) di zaman kerajaan/kolonial dulu ya? saya juga lupa hehe. Setelah ditemukan kemudian dibentuklah seperti sekarang ini, dan dijadikan sebagai obyek wisata andalan Tuban.
Menjelang maghrib, perjalanan kulanjutkan (kembali sendiri) menuju Kragan (Rembang). Menyusuri pantai utara Tuban-Rembang, menikmati pemandangan matahari yang perlahan tenggelam di garis horizon Laut Jawa.
Terang berganti gelap, namun alhamdulillah akhirnya bisa sampai di Kragan.
***
(Bersambung ke Finish! (Catatan Kesunyian: 7)
wah.....pertualangan religi....hikss
BalasHapus***iri.com
ndak juga... petualangan cinta wkekee
BalasHapus